Buat temen-temen yang kelas XII, mungkin dapat tugas mengenai pertumbuhan kacang hijau. berikut contoh makalah yang bisa langsung tempel di microsoft word Anda. jangan lupa, sebelum ditempel disalin dulu ya..
"Pengaruh Media Tanam Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau"
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbill alamin, puji syukur keadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-NYA yang tiada ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengaruh Media Tanam Terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, tapi berkat bimbingan dari Ibu Guru sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terimakasih penulis haturkan kepada Ibu Wa Haima sebagai guru mata pelajaran Biologi yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua penulis yang terus memberikan do’a restu, dukungan baik meteri maupun spiritual dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
2. Teman-teman kelas yang telah berbagi suka maupun duka, atas kebersamaan dan persahabatan kalian sangat memberikan arti kehidupan yang merupakan anugerah terindah.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah. Terutama kepada “google” yang telah memberikan banyak informasi dan bahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah.
4. Seseorang yang spesial di hati yang tak henti-hentinya memberikan semangat dikala lelah.
Akhir kata penulis menyadari hasil makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kritik yang bersifat membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan wawasan penulis dan semoga makalah ini dapat berguna sebagai bacaan dan menambah ilmu pengetahuan pembaca.
Kendari, Agustus 2011
Penulis
Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.
Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.
Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur-unsur dan struktur yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah Pengaruh Berbagai Media Tanam terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau?”
C. Tujuan Penelitian
“Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teori dalam Perkecambahan Biji Kacang Hijau
Dalam perkecambahan biji Kacang Hijau ini, dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN (Suryowinoto dan Suryowinoto, 1977) yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora. Perkecambahan biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
· Suhu
· Cahaya
· Kelembapan
· Air
· Nutrien
· Oksigen
· pH
Dalam perkecambahan biji (Jann dan Amen dalam Khan, 1934) selalu mengalami proses, yaitu:
a. Fisiologis dan genetis, yaitu serangkaian proses-proses yang merupakan kelanjutan dari metabolisme dan pertumbuhan yang telah terjadi sebelumnya; serta awal dari transkripsi genom. Proses perkecambahan biji secara fisiologis:
Penyerapan air
· Masuknya air secara imbibisi dan osmose
· Pelunakan kulit biji
· Pengembangan embrio dan endosperm
· Kulit biji pecah, radicle keluar
Pencernaan
· Merupakan proses terjadinya pemecahan zat / senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui membran dan dinding sel
· Makanan cadangan utama pada biji : pati, herniselulosa, lemak, protein
· Proses pencernaan dibantu oleh enzim.
Pengangkutan zat makanan
· Hasil pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makan menuju titik-titik tumbuh pada embryonic axis, radicle dan plumulae
· Biji belum punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya
Asimilasi
· Merupakan tahap terakhir dalam penggunaan cadangan makan
· Merupakan proses pembangunan kembali
· Tenaga / energi berasal dari pernafasan
Pernafasan (respirasi)
· Merupakan proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana (proses reduksi), dengan membebaskan sejumlah tenaga
· Pertama kali terjadi pada embryonic axis; setelah cadangan habis, baru beralih ke endosperm / kotiledon
· Aktivitas respirasi tertinggi adalah pada saat redicle menembus kulit biji
Pertumbuhan
· Ada dua bentuk pertumbuhan embryonic axis
· Tenaga / energi berasal dari proses pernafasan
b. Morfologis, yaitu transformasi dari bentuk embrio menjadi seedling (semai) yang sempurna. Proses perkecambahan morfologi:
· Merupakan suatu tahapan segera setelah terjadinya proses pengangkutan makanan dan pernafasan
· Diawali oleh pembelahan dan perpanjangan sel
· Dilanjutkan dengan embryonic axis yang makroskopik yanitu keluarnya redicle atau plumulae dari kulit biji.
c. Biokimia, yaitu diferensiasi sekuensial (satu persatu) pada proses-proses oksidasi dan sintesis.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan dalam penyerapan air:
a. Permeabilitas kulit/membran biji.
b. Konsentrasi air. Karena air masuk secara difusi (dari konsentrasi rendah ke tinggi), maka konsentrasi larutan di luar biji harus tidak lebih pekat dari dalam biji.
c. Suhu air. Suhu air tinggi : energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan penyerapan tinggi.
d. Tekanan hidrostatik. Berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air ketika volume air dalam membran biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air menurun.
e. Luas permukaan biji yang kontak dengan air. Berhubungan dengan kedalaman penanaman biji berbanding lurus dengan kecepatan penyerapan air.
f. Daya intermolekul merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air.
g. Spesies dan varietas. Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit biji.
h. Tingkat kemasakan. Berhubungan dengan kandungan air dalam biji : biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat.
i. Komposisi kimia. Biji tersusun atas karbohidrat, protein, lemak. Kecepatan penyerapan air : protein>karbohidrat>lemak.
j. Umur. Berhubungan dengan lama penyimpanan : makin lama disimpan, makin sulit menyerap air.
2. Teori mengenai Media Tanam
Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian maupun perkebunan. Sifat fisik tanah dan terkandung dalam tanah yang menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam:
a. Profil tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang dusah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C.
· Horison A atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
· Horison B disebutkan juga dengan zona penumpukan ( illuvation zone ). Horizon ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A.
· Horizon C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk.
b. Warna tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organik rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Didaerah yang mempunyai sistem darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+.
c. Tekstur tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
· Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm
· Debu, berukuran 2-50 mikron
· Liat, berukuran dibawah 2 mikron
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.
Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.
3. Hubungan Media Tanam terhadap Kecepatan Perkecambahan
Hubungan antara media tanam dengan kecepatan perkecambahan adalah:
· Daya intermolekul, merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji yang berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air.
Hal ini menyebabkan biji Kacng Hijau akan sulit untuk berkecambah. Media tanam bertekstur pasir sangat mudah diolah, media jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Sehingga dapat menghambat kecepatan pertumbuhan kecambah karena kurangnya kelembaban.
B. Kajian dan Hasil Penelitian
Setiap media tanam selalu memiliki daya intermolekul (tenaga listrik pada molekul-molekul media tumbuh) yang berbeda-beda. Apabila, molekul-molekulnya rapat maka air akan sulit diresap oleh biji tersebut. Sedangkan, apabila molekul-molekulnya renggang maka air akan mudah diresap oleh biji tersebut. Jadi, daya intermolekul itu berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air. Sehingga, perkecambahan dapat terpengaruh oleh daya intermolekul suatu media tanam.
Selanjutnya, setiap media tanam selalu memiliki tekstur yang berbeda-beda. Apabila, media tanam tersebut bertekstur pasir maka media itu mudah untuk diolah, media jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan komulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah dan media tersebut lebih cepat kering. Yang kemudian, kecambah biji akan sulit bertumbuh karena kekurangan air.
Tidak hanya tekstur dan daya intermolekul yang dapat mempengaruhi perkecambahan, tetapi juga kandungan-kandungan unsur yang ada dalam media tanam tersebut. Kandungan unsur-unsur itu ada yang dapat mempercepat pertumbuhan dan juga memperhambat pertumbuhan. Tapi, kebanyakan unsur-unsurnya dapat membantu biji dalam perkecambahan.
C. Rumusan Hipotesis
“Berbagai media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau.”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel
- Variabel bebas:
Media tanam untuk perkecambahan biji Kacang Hijau.
- Variabel kontrol:
Jenis biji Kacang Hijau, air untuk penyiraman, volume air, tempat untuk media tanam beserta kecambah.
- Variabel terikat / respon:
Kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau.
B. Rancangan Penelitian
- Perlakuan 1 : disimpan di media tanah
- Perlakuan 2 : disimpan di media kapas
C. Sasaran Penelitian
Menemukan media tanam yang cepat mempengaruhi perkecambahan biji kacang hijau,dengan target kurang dari 7 hari.
D. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen, yaitu:
1. 12 biji Kacang Hijau
2. Air 50 ml
3. Tanah secukupnya
4. Kapas secukupnya
5. 2 buah gelas aqua berukuran sama
6. Stopwatch/jam
7. Pensil, penggaris
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini adalah prosedur penelitian pengaruh media tanam untuk biji Kacang Hijau terhadap kecepatan perkecambahan.
1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan.
2. Masukkan tanah ke gelas aqua 1 dan kapas ke gelas aqua 2, volume dari keduanya harus berjumlah sama, lebih kurang ¼ bagian.
3. Tanam 6 biji Kacang Hijau ke dalam setiap gelas aqua yang berisi tanah dan kapas.
4. Amati perkecambahan biji dengan interval 24 jam atau sehari sekali.
5. Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
F. Rencana Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis data yang dapat dilakukan adalah:
1. Mencari nilai rata-rata kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau pada tiap perlakuan.
2. Membandingkan hasil antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian mengenai pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau, adalah sebagai berikut.
Hari ke 1-2 : mencari alat dan bahan yang dibutuhkan
Hari ke 3 : mempersiapkan alat dan bahan
Hari ke 4-10 : melakukan penelitian
Hari ke 11-12: analisis data
Hari ke 13-16: membuat laporan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.
Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.
Dalam penelitian ini, biji dengan media kapas lebih cepat daripada dengan media tanah. Berikut ini adalah hasil pengukuran pertumbuhan biji selama jangka waktu 5 hari.
Dalam cm | Rabu | kamis | Jum’at | sabtu | minggu | |||||
kapas | tanah | kapas | tanah | kapas | Tanah | kapas | tanah | kapas | tanah | |
Biji 1 Biji 2 Biji 3 Biji 4 Biji 5 Biji 6 | - - - - - - | - - - - - - | 0,5 0,3 0,2 0,2 - - | 0,2 0,1 0,1 - - - | 1,5 1,3 0,9 0,9 0,7 0,5 | 0,7 0,5 0,4 0,3 0,3 0,1 | 3,2 2,4 1,8 1,7 1,3 1,2 | 1,8 1,5 0,7 0,6 0,5 0,3 | 12,4 11,1 8,6 7,9 6,9 4,3 | 8,3 8,0 4,4 1,6 1,2 1,0 |
B. Pembahasan
Setelah diteliti, ternyata perkecambahan biji Kacang Hijau lebih cepat di media kapas. Alasannya:
· Daya intermolekul yang dimiliki oleh tanah kecil. Sehingga molekul-molekulnya yang rapat dapat membuat air sulit diserap oleh biji. Sedangkan di kapas, moleku-molekulnya renggang sehingga biji dapat menyerap dengan mudah.
· Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, media ini memeliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Sehingga dapat menghambat kecepatan pertumbuhan kecambah karena kurangnya kelembaban.
Jadi, setiap media yang berbeda pasti selalu memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap suatu perkecambahan. Karena, setiap media tanam pasti memiliki daya intermolekul, tekstur, unsur, dan yang lainnya berbeda-beda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Jadi, kesimpulannya adalah media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau. Mulai dari daya intermolekul, tekstur media tersebut dan lain-lain. Apabila media tanam memiliki daya intermolekul yang kecil maka kecepatan perkecambahan juga akan lambat dikarenakan biji sulit dalam menyerap air. Sedangkan, apabila daya intermolekul besar maka sebaliknya. Sedangkan, dilihat dari tekstur, apabila media tanam memiliki tektur pasir atau kasar, maka akar akan sulit mendapatkan air dikarenakan tekstur pasir mudah kengalami kekeringan. Sedangkan, tekstur serat atau halus membuat akar mudah mendapatkan air karena kelembaban akan terjadi dalam jangka waktu lama.
B. Saran
Saran terhadap penelitian ini adalah:
· Lebih baik dilakukan penelitian lebih detail mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam media tanam.
· Perlu dilakukan penelitian kembali untuk mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan kacang Hijau.
semoga makalah bisa jadi bahan referensi buat Anda.
terimanakasih atas kunjungan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar